Minggu, 07 Juli 2013

PANDUAN QIYAM RAMADHAN


 

 

PANDUAN  QIYAM  RAMADHAN

By: Zulkarnain, Hb

          Dimalam-malam Ramadhan kaum mukmin disyari'atkan melaksanakan Qiyam Ramadhan (shalat tarawih). Barang siapa yang menghidupkan amalan sunnah ini dengan ikhlas dan dilandasi dengan iman yang kokoh dan tangguh dalam mengharap ridlo Allah berarti balasannya  ampunan dari-Nya.

 عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ
“Hendaknya kalian biasakan Qiyam  al-Lail, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian (HR. Tirmidzi: 3472).
 مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berjaga (melakukan ibadah) pada     malam ramadlan (Sholat) karena iman dan mengharap (ridha Allah), ia akan diampuni dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhori: 1870, Muslim: 1266)

Panduan pelaksanaan
Secara ringkas pelaksanaan Qiyam Ramadhan sesuai dengan sunnah maqbullah adalah:
1.      Dirikan qiyam ramadhan (shalat tarawih) dengan  niat ikhlas dan landasilah dengan iman yang kokoh,  lakukan dengan khusu' dan tuma'ninah
2.      Tinggalkan amaliyah yang tidak ada contoh dari Nabi dan generasi salaf seperti "Ash-sholaatu jaami'ah, Usholli Sunnata al-taraawiihi...dst., dan gantilah dengan sawwu Shufuufakum Fa inna Taswiyatash shufuf  Min Tamaamish sholah atau sawwu Shufuufakum Watarosh shu Wasuddul kholal (kalian kaena sesungguhnya meluruskan shof termasuk penyempurna sholat, atau luruskan, rapatkan shof-shof kalian dan penuhi shof yang masih longgar) ( Bukhori:723, Muslim: 433 dan Abu Dawud: 620)
”Sebab para Ulama setelah mencari dalil di dalam Hadis maupun al-Qur’an tidak ada satupun dalil yang menerangkan tentang Bacaan Usholli ” seperti Usholli yang biasa kita Lafadzkan  dalam shalat 5 waktu , Ushalli shalat tarawih maupun shalat2 yang lain.
Mengapa demikian ??
Karna dalil Ushalli yang selama ini kita gunakan adalah dalil yang dibuat oleh para Ulama Muta’ahirin untuk mengajarkan dan menjelaskan kepada anak-anak bagaimana cara berniat agar anak tersebut tidak bingung dan dapat mengetahui seperti apa cara mengucapkan Niat di dalam hati, namun dengan berjalanya waktu malah dalil tersebut di implementasikan tatkala hendak melaksanakan Shalat dan bahkan menjiharkan bacaan Usholli tersebut. Padahal Niat itu dilakukan di dalam hati dan tidak dijiharkan .
3.      Setelah melaksanakan shalat sunnah rawatib ba'da isya', Lakukan Shalat iftitah 2 rekaat yang ringan (Muslim: 1286)., Adapun tata cara pelaksanaan Sholat Iftitah bisa dengan munfarid bisa juga dengan berjamaah, bisa dengan suara sir bisa juga dengan suara jahr. (Tirmidzi: 2848, Ahmad: 24005, Nasai: 1644). Sesudah takbirotul Ihrom bacalah ´Subhaana Dzilmulki Walmalakuut Waljabaruut Walkibriyaa I wal 'Adzomah
سُبْحَانَ ذِى اْلمُلْكِ وَالْمَلَكُوْتِ وَالْجَبَرُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ  وَالْعَظَمَةِ
"Maha suci Allah, Dzat yang Maha memiliki kerajaan, kecukupan, kebesaran dan keagungan” Setelah itu bacalah surat al-Fatihah saja tanpa membaca ayat atau surat,  begitupun juga pada rekaat kedua. (Tabrani: 6/26)


4.      Pilihlah salah satu dari dua tata cara Qiyam al-Ramadhan (sholat Tarawih) yang populer dan mudah diamalkan;
Pertama: Sholat 11 rekaat, 4 – 4  (Qiyam al-ramadhan) dan  3 rekaat (sholat witir), atau Sholat  13 rekaat, 2 (sholat iftitah),  4– 4 (Qiyam al-Ramadhan) dan  3 rekaat (sholat witir),
Kedua: Sholat  13 rekaat, 2 (sholat iftitah), 2-2-2-2 (Qiyam al-Ramadhan) dan  3 rekaat (sholat witir), (Bukhori: 3304, Muslim: 1219 & Muslim: 1286)
5.      Pada waktu sholat witir sesudah Surah al-Fatihah pada rekaat pertama bacalah Surat Al-A’la, pada rekaat kedua surah Al-Kafirun dan rekaat ketiga Surah al-Ihlas.(Nasai: 1681, Ahmad: 4674)
6.      Setelah salam dalam sholat witir, bacalah dengan sendiri-sendiri bacaan Subhaanal Malikul Qudduus”
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
sebanyak tiga kali (pada bacaan yang ketiga dengan suara yang nyaring), kemudian diteruskan membaca:
رَبُّ اْلمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ
  Robbul Malaaa ikati Warruuh” (Nasai: 1683, ahmad: 4674, Baihaqi: 4640, Tabrani: 8115)
7.      Pada 10 terakhir ramadhan tetaplah bersemangat, berilah motivasi keluarga dan masyarakat. Karena 10 hari terakhir adalah penutup bulan ramadhan, sementara setiap amalan itu tergantung dengan penutupnya. Sebagaimana dalam hadits Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Dan sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupannya.” (Bukhari: 6117)
·      Dan pada 10 hari terakhir perbanyaklah berdoa "Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'Afwa Fa'fu 'Annii

أَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Demikian sajian singkat ini kami sampaikan, semoga menjadi sarana pencerdasan dan pencerahan. Hanya kepada Allahlah kami mohon maghfirah-Nya dan semoga bermanfaat. Amin


  Allahu A’lam Bish-Showab




والله أعلم بالصواب




Tidak ada komentar:

Posting Komentar