Minggu, 07 Juli 2013

SONGSONG RAMADLAN 1434 H


SONGSONG RAMADLAN 1434 H
Oleh : Zulkarnain, Hb

”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak   dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu (Qs. Al-Baqorah 2/185)”

A.    Kapan 1 Ramadlan 1434 H ?
Berdasarkan al-Qur’an Surat 10/5, 17/12, 36/38-40, 55/5 dan hadist Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam; Riwayat Bukhori: 1773, Nasai: 2089, dan Muslim:1819 yang memotivasi menggunakan metode Hisab dalam penentuan awal bulan qomariah dengan kreteria hisab hakiki, Ijtima’ Qoblal Ghurub dan Wujudul Hilal. Awal Ramadhan 1434 H dapat disampaikan sebagai berikut:
1.     Ijtimak menjelang Ramadhan 1434 H terjadi pada Hari Senin Pon, 7 Juni 2013 M, Pukul 14:15':55" WIB.
2.     Tinggi Hilal pada saat terbenam Matahari: (    = -07  48”, dan ,   110  21’ BT )    +0  44' 59 (hilal sudah wujud).
3.     Pada saat Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 M (hari Senin), di sebagian wilayah barat Indonesia hilal sudah wujud dan di sebagian wilayah timur Indonesia belum wujud. Dengan demikian, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian.
4.     Berdasarkan hasil hisab tersebut maka 1 Ramadhan 1434 H, jatuh pada Hari Selasa Wage, 9 Juli 2013 M.

        Dan bagi yang menggunakan metode rukyatul hilal dengan berdasar pada hadist Riwayat Bukhori: 1776, 1809, Ahmad: 1881, dan Tirmidzi:620 dengan keteria imkanurrukyat 2 derajat  maka bisa dipastikan 1 Ramadlan 1434 H, akan Jatuh pada Hari Rabu Kliwon, 10 Juli 2013 H (dengan menggenapkan umur bulan Sya’ban menjadi 30 Hari), karena ketinggian hilal masih belum 2 derajat yakni +0 44' 59"
Namun jika menggunakan metode rukyatul hilal tanpa imkanurrukyat, tentunya menunnggu hasil pengamatan kemunculan hilal secara langsung pada Hari Senin malam (Ba’da maghrib). Jika pengamatan mampu melihat kemunculan hilal maka 1 Ramadhan 1434 H, jatuh pada Hari Selasa Wage, 9 Juli 2013 M. Dan jika sebaliknya maka dengan cara menggenapkan umur bulan Sya’ban menjadi 30 Hari dan secara teori ilmiyah tidak akan mungkin dapat terlihat. Maka 1 Ramadlan 1434 H, akan Jatuh pada Hari Rabu Kliwon, 10 Juli 2013 H.
Ingat saudaraku! Mengawali puasa di tanggal 1 ramadlan adalah wilayah prinsip beragama bukan wilayah politik beragama, yang pertanggungjawabannya langsung hanya kepada Allah ‘Azza wajalla. Dan jika diantara kita terjadi perbedaan prinsip dalam mengawali ramadlan dan ini suatu kemestian, maka keluasan dan keluesan dalam Islam serta jiwa toleransi yang tinggilah yang harus kita junjung sebagai bentuk kewajiban azazi dan kedewasaan kita dalam beragama dalam konteks negara demokrasi.


B.   Tata Cara Dan Persiapan Menyambut Ramadlan

Saudaraku! Bulan Ramadhan adalah bulan yang agung, bulan diturunkannya al-Qur’an sebagai petunjuk manusia yang masih hidup dan pembeda antara yang haq dan bathil, bulan diwajibkannya berpuasa bagi orang-orang yang beriman. Demikian agungannya, umat Islam wajib mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya guna menyongsong dan memasuki Ramadhan sejak dini. Untuk itu bulan Sya’ban dapat kita jadikan sebagai wahana penting dalam mempersiapkan Ramadhan yang lebih bermakna bagi diri, keluarga dan masyarakat.
Generasi emas umat ini, generasi salafush shalih, mereka selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian ulama salaf mengatakan,
كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan. (Lathaaiful Ma’arif hal. 232)
Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ لِلزَّرْعِ وَ شَعْبَانَ شَهْرُ السَّقْيِ لِلزَّرْعِ وَ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ
“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 130).
Saudaraku! Setidaknya dalam mempersiapkan dan menyambut ramdhan tahun ini, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan;
1.     Selama bulan Sya’ban yang masih tersisa ini (1) berbekalah ilmu, yaitu mengkaji ulang tentang shiyam dan ibadah-ibadah seputar Ramadlan, karena hanya dengan kajian keilmuan inilah kita bisa berpuasa sesuai sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan pada gilirannya titel taqwalah yang akan kita raih. (2) persiapkan jiwa dengan sebaik mungkin, yaitu melatih jiwa dengan cara memperbanyak ibadah dibulan sya’ban, seperti; Qiyam Al-lail, tilawah Al-Quran, dan puasa sunnah agar pada waktu puasa di bulan Romadlan dengan mudah dapat melakukan sunnah-sunnah ramadhan dan dapat meninggalkan segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilai pahala disisi-Nya. Dan yang tidak kalah pentingnya (3) Persiapan fisik material, yaitu; mempersiapkan sarana prasarana penunjang kegiatan Ramadlan, seperti memperbaiki tempat ibadah, membuat jadwal kegiatan, Silabus kajian, panduan taushiyah ramadhan menyediakan Al-Qur’an, mempersiapkan harta untuk bershadaqoh, infaq, dan penyediaan berbuka (Ta’jil)
2.     Bersihkan diri dari segala penyakit hati, seperti; iri, dengki, hasad, hasut, sombong, mencela, dendam, berbohong, ghibah, mencai-cari kesalahan orang lain dan pengecut baik sebelum, akan dan sedang menjalankan ibadah puasa.
3.     Tingkatkan gerakan Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar, saling nasehat menasehati di jalan Alloh agar suasana ramadhan lebih menyejukkan hati.
4.     Jagalah niat dan kemantaban ibadah puasa dengan petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah al-maqbullah seperti: (1) berusaha makan dan mengakhirkan waktu sahur )Buchori :1923,1963 dan   Muslim :1095,1097), (2) menyegerakan berbuka dan usahakan dengan kurma (Buchori :1957, Muslim :1098), (3) dan berucaplah;
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam apabila berbuka beliau mengucapkan: “Telah hilang dahaga, telah basah otot-otot dan tetaplah pahala, insya Allah “ (Abu Dawud: 2357, Ahmad :13310)

5.     Jadikan ramadhan 1434 H ini sebagai metamorfosis kehidupan dan proses tranformasi diri dari keadaan yang serba negatif kepada keadaan yang serba positif, maka tingkatkan perhatianmu pada al-Qur’an dengan mentadarusinya (Nasa’I :2095, Ahmad : 35201), laksanakan Qiyam Al-Ramadlan dengan ikhlash, tumakninah dan khusuk (Bukhori:1870, Muslim: 1266, Turmudzi: 619), Dan tingkatkan ibadahmu sesudah tanggal 20 Ramadlan dengan banyak beri’tikaf (Buchori: 2025, Muslim: 1171)
6.     Tinggalkan beberapa kebiasaan dalam menyambut datangnya bulan Ramadlan yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam, Seperti:
(1) Mandi dan berkunjung di tempet-tempat yang dianggap kramat,
(2) Ziarah kubur disertai dengan membakar kemenyan, membawa sesajen untuk arwah atau mengirim aneka ragam bunga, kelapa muda, air yang dicampur dengan bunga, dll, Ziarah kubur  adalah sunnah, supaya kita sering-sering mengingat kematian. Tetapi jangan melakukan hal-hal yang menjurus kepada syirik dan bid’ah,
(3) Mengadakan selamatan pada malam 1 Ramadlan yang disebut dengan acara punggahan baik secara kelompok atau bergilir dari rumah ke rumah, juga tidak ada tuntunannnya kalau yang dimaksud adalah shodaqoh, maka yang tepat adalah untuk memberi buka orang yang berpusa Ramadhan, bukan malam tanggal 1 Ramadlan, sesuai dengan sabda Rasulullah :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
      Siapa yang memberi makan berbuka orang yang berpuasa, ia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun “ (HR.Tirmidzi: 735)
7.     Sambutlah kedatangan bulan Ramadlan penuh dengan kegembiraan dengan ucapan:

مَرْحَبًا يَارَمَضَانَ

                         “Selamat datang wahai bulan Ramadlan”

8.     Terakhir, jadikan Ramadlan tahun ini sebagai wasilah perbaikan keIslam diri, keluarga dan masyarakat kita. Dengan ini insya Allah peradaban utama yang dicita-citakan insan beriman akan segera terwujud.
Demikian sajian singkat ini kami sampaikan, semoga menjadi sarana pencerdasan dan pencerahan. Hanya kepada Allahlah kami mohon maghfirah-Nya dan semoga bermanfaat. Amin


Allahu A’lam Bish-Showab




والله أعلم بالصواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar